Kabupaten Padang Pariaman berkomitmen untuk mewujudkan sistem pendidikan yang adil dan inklusif bagi semua anak tanpa diskriminasi. Melalui pendekatan Pendidikan Inklusif, pemerintah daerah mendorong sekolah-sekolah untuk terbuka terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, serta mendukung proses pembelajaran yang memperhatikan hak, potensi, dan kebutuhan setiap peserta didik.
Di samping itu, pengembangan Sekolah Ramah Anak menjadi bagian penting dari upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, bebas dari kekerasan, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Sekolah-sekolah di Padang Pariaman terus dibina agar lebih peduli terhadap kesejahteraan peserta didik dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi anak.
Beberapa sekolah dasar dan menengah di Padang Pariaman telah ditetapkan sebagai sekolah inklusif yang menerima peserta didik dengan kebutuhan khusus seperti:
Anak dengan hambatan fisik, intelektual, atau perkembangan sosial-emosional.
Anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan.
Anak berbakat istimewa (gifted & talented).
Contoh sekolah inklusif:
SDN 06 Sicincin
SMPN 2 Sungai Limau
SDN Inklusi binaan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial
Sekolah-sekolah ini dilengkapi dengan guru pendamping khusus (GPK) dan fasilitas belajar adaptif.
Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman secara rutin:
Mengadakan pelatihan guru terkait metode pembelajaran inklusif dan psikologi anak.
Bekerja sama dengan lembaga profesional seperti SLB dan psikolog pendidikan.
Menyediakan modul pembelajaran diferensiatif untuk memenuhi kebutuhan peserta didik beragam latar belakang.
Sekolah ramah anak didorong untuk menyediakan:
Jalur akses kursi roda dan toilet disabilitas.
Ruang belajar yang tenang dan aman.
Alat bantu visual/auditori.
Ruang konseling anak.
Selain itu, dinas terkait menjalin kemitraan dengan SLB dan puskesmas untuk skrining dini anak berkebutuhan khusus di usia PAUD.
Beberapa indikator pengembangan SRA yang diterapkan di Padang Pariaman:
Bebas kekerasan fisik dan verbal di lingkungan sekolah.
Pelibatan siswa dalam kegiatan kebersihan, penghijauan, dan literasi.
Adanya forum anak di sekolah dan penguatan organisasi OSIS.
Program kantin sehat dan waktu bermain yang cukup.
Pemerintah daerah juga mendorong keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pengembangan sekolah ramah anak melalui kegiatan parenting class dan forum komunikasi wali murid.
Sometimes when you innovate, you make mistakes. It is best to admit them quickly, and get on with improving your other innovations.